Budaya

Masyarakat Adat Sihaporas Melaksanakan Ritual Adat Habonaran

Oleh: Risnan Ambarita.

Memohon doa perlindungan kepada sang pencipta alam semesta, masyarakat adat sihaporas melaksanakan ritual adat Habonaran atau ritual adat penjaga kampung pada hari Sabtu 25 November 2023 di Desa Sihaporas Aek Batu, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Provinsi sumatera utara.

Ragam sajian yang di persiapkan dalam kegiatan ritual adat Habonaran di Sihaporas, Pamatang Sidamanik, Simalungun pada Sabtu, 25/11/23. (Dok. Risnan Ambarita)

Ritual adat Habonaran adalah salah satu tradisi warisan leluhur Sihaporas Ompu Mamontng laut Ambarita yang masih dilestarikan oleh masyarakat adat sihaporas. Masyarakat adat sihaporas melaksanakan ritual Habonaran setiap tahunnya, tepat di bulan November yang disesuaikan menurut kalender Batak.
Acara akan berlangsung selama satu hari dan diikuti oleh seluruh warga untuk memanjatkan Doa masing masing, kiranya para leluhur menjaga dan melindungi masyarakat serta diberi rejeki yang berlimpah.

Thomson Ambarita salah seorang warga Sihaporas yang menekuni Ritual Adat setiap tahunnya, menjelaskan sebelum acara belangsung terlebih dahulu melengkapi beberapa keperluan untuk persiapan di antaranya; Ihan Batak (ihan batak), ayam kampung, jerut purut, daun sirih, itak gurgur dan berbagai jenis buah hasil panen yang di sajikan pisang, semangka, timun dan ubi yang direbus serta berbagai ramuan herbal.

Kata Thomson, sesajen ini bermakna sebagai persembahan kepada Ompu Mula Jadi Nabolo (Tuhan Yang Maha Kuasa) dan kepada Raja Sisingamangaraja supaya masyarakat kampung diberi kesehatan dan rezeki yang baik, serta dijauhkan dari segala bala dan penyakit. Dalam bahasa Batak, disebut “Mangido hasangapon, hagaben, hamoraon, torop ni hajolmaon, gabe na sinuan, sinur nang pinahan, horas dihajolmaon”.

Oppung moris Ambarita salah seorang tetua adat Sihaporas, menambahkan ritual adat Habonaran merupakan salah satu dari tujuh ritual adat warisan leluhur sihaporas yang harus dilaksanakan dan diwariskan kembali ke generasi berikutnya, tidak boleh terputus karena melalui ritual adat inilah masyarakat adat sihaporas mengerti dengan identitas sendiri, keterhubungan dengan leluhur, dengan alam dan sesama manusia.

Seluruh Masyarakat Adat Sihaporas mengikuti ritual adat Habonaran yang berlangsung pada Sabtu, 25/11/23. (Dok. Risnan Ambarita)

Oppung Moris juga menegaskan ,rusaknya alam sangat berdampak buruk dan mengakibatkan keterancaman untuk keberlangsungan tradisi di Sihaporas seperti dalam kondisi saat ini. Wilayah adat yang di rampas PT Toba Pulp Lestari mengakibatkan terancamnya pelaksanaan ritual, dimana wilayah adat rusak akibat aktivitas PT. TPL dan mengakibatkan terkendalanya keperluan ritual. Salah satunya air bersih sudah tercemari, tumbuh obat keperluan ritual juga hampir punah, binatang hutan pun sudah menyerang tanaman warga. Oleh karena itu masyarakat adat sihaporas tetap berharap atas kebijakan pemerintah dalam pengakuan dan perlindungan hak hak masyarakat adat sihaporas dan mencabut izin konsesi PT TPL dari wilayah adat sihaporas.

Menurut kepercayaan masyarakat Sihaporas, Ompu Mamontang Laut Ambarita telah menempati Kampung Sihaporas sejak tahun 1800. Sejak itu, ada tujuh ritual Batak yang harus dilaksanakan secara turun temurun. Konon, Raja Sisingamangaraja telah memberi sumpah untuk melaksanakan tujuh ritual tersebut

Ritual tersebut adalah:
1. Patarias Debata Mulajadi Nabolon
Ini adalah pesta adat untuk memuji, memuliakan, dan menyampaikan persembahan kepada Sang Pencipta dengan diiringi musik tradisional gondang selama tiga hari dua malam. Ritual ini digelar setiap empat tahun sekali.
2. Raga-raga Na Bolak Parsilaonan
Ini adalah ritual doa permohonan dann persembahan kepada leluhur Ompu Mamontang Laut Ambarita, dengan diiringi musik tradisional gondang. Ritual ini juga digelar setiap empat tahun sekali.
3. Mombang Boru Sipitu Suddut
Ini adalah ritual dia permohonan dan persembahan kepada Raja Uti dan Raja Sisingamangaraja. Ritual ini digelar selama satu hari tanpa diiringi gondang.
4. Manganjab
Ritual doa ini dilakukan untuk memohon kesuburan dan keberhasilan dalam usaha bertani, sekaligus memohon agar dijauhkan dari segala macam hama dan penyakit pada tanaman. Ritual ini diselenggarakan di ladang (perhumaan) sekali setiap tahun.
5. Ulaon Habonaran
Ritual doa melalui leluhur atau habonaran dan Raja Sisingamangaraja ini digelar dengan tujuan untuk menjauhkan kampung dari segala macam mara bahaya dan penyakit.
6. Pangulu Balang Parorot
Ritual ini dilakukan untuk berdoa kepada Sang Ada melalui penjaga kampung dan hadatuaon supaya penduduk kampung diberikan keselamatan dan dijauhkan dari segala bala.
7.Manjuluk
Rital doa yang diselenggarakan sesaat sebelum mulai menanam ini dilakukan di gubuk atau ladang secara rutin.

Sampai saat ini, generasi ke-11 dari Ompu Mamontang Laut Ambarita di Desa Sihaporas masih tetap menjaga dan melaksanakan ritual adat tersebut. Bagi warga Desa Sihaporas, ritual-ritual ini adalah cara untuk menghormati Sang Pencipta dan leluhur. ***

Penulis adalah jurnalis Masyarakat adat Tano Batak.

tanobatak

Sebuah organisasi masyarakat adat yang ada di daerah Tanah Batak Sumatera Utara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *